![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnf-6c1x8zXK14PubdXf02pz_gFghb2HEEkZsv88BdloIQO3PqL7MvPmLkmmWPfDX6rIjJeuEdpJpxrxEGhb6Sf1U_4kELWGyQiApqs6bqMqZUtJ-qAuNvqw28HSE8cP9KI7Aa-6iFn7U0mkmI3kZjSp4XGWfk3A3EhIaYkwBK6K4uDYHsEU9DyB4kcA/s320/300093109_112849338203375_2530455046336668775_n.jpg)
Sulawesi Tenggara kaya akan budaya dan tradisi yang berbeda di setiap daerah dan tradisi yang berbeda di setiap daerah salah satunya di Desa Kapota Kecamatan Wangi - Wangi Selatan sebuah pulau yang berada di kawasan Wakatobi yang memiliki tradisi secara turun temurun yang disebut dengan Henauka atau turun tanah tapi daerah lain menyebutnya adat Karia
Tarian Henauka merupakan sebuah tarian ritual yang dilakukan oleh anak remaja perempuan yang sudah aqil baliq dan telah menjalani masa sambo atau masa pinjitan dalam kurung waktu dalam 8 hingga 40 hari
Selama proses Sambo anak tersebut hanya boleh diliat oleh orang tuanya, setelah proses Sambo anak tersebut dimandikan dan dibacakan doa - doa agar diberi kelancaran dan kebaikan di masa depan setelah itu anak tersebut akan di rias seperti layaknya sang putri dan barulah keluar menuju kansoda ( tandu yang berbentuk kursi) yang diangkat oleh laki-laki menuju titik Henauka sambil bersukacita, bahagia, riang gembira, sesampainya di Henauka anak tersebut di olesi kunyit di kakinya dan barulah keluar menginjakkan kakinya di tanah
Tradisi terbilang kuno pada masyarakat Wakatobi ini bertujuan untuk mempersiapkan seorang perempuan dengan sejumlah pendidikan dan petuah dari nenek moyang untuk berumah tangga kelak
0 Komentar